Untuk mencapai tempat wisata ini tidak terlalu sulit. Sebaiknya
kunjungan dilakukan bila kita akan ke Bromo dari arah Probolinggo dikarenakan
searah dengan perjalanan atau saat berada di Bromo dan dilakukan pagi hari.
Lokasi bisa dicapai dengan kendaraan pribadi atau mobil sewaan (dari
Probolinggo menyewa Panther Rp 150.000,- pp + supir, 12/2003). Jika kita datang
dari arah Probolinggo maka sesampai di Desa Sukapura kita belok kanan.,
kita akan melewati jalan aspal dengan suguhan pemandangan pada bagaian kiri-kanan
berupa gunung tinggi yang menyegarkan mata. Kurang lebih setelah sekitar 5 km
melakukan perjalanan, kita akan bertemu dengan pintu masuk kawasan wisata air
terjun Madakaripura yang ditandai dengan tempat parkir yang luas dan patung
Gajah Mada. Disini, banyak penduduk lokal yang menawarkan diri menjadi 'guide'
yang akan menemani sambil menceritakan sejarah objek wisata tersebut hingga
kita balik lagi ke tempat parkir.
Selanjutnya kita harus berjalan kira-kira 15 menit, melewati
jalan setapak terbuat dari semen yang berbatu sehingga kalau basah tidak akan
licin. Saat berjalan kaki ini kita juga disuguhi pemandangan indah dan
menyejukkan, di samping kanan kita ada aliran sungai berbatu-batu, di kanan
kiri kita diapit tebing tinggi dengan pepohonan lebat beserta iringan kicauan
burung dan derikan kumbang. Terkadang di beberapa bagian jalan, terhalang oleh
pohon rubuh atau ada bekas longsoran, meskipun demikian jalan ini relatif datar
dan dapat dijalani dengan mudah, kalau kecapekan ada beberapa tempat di
sepanjang jalan yang bisa digunakan untuk duduk-duduk beristirahat.
Saat tiba di lokasi air terjun kita akan bertemu dengan warung
kecil, pos penjaga dan toilet (bisa ganti baju), disitu terdapat pula penyewaan
payung bila kita tidak ingin terlalu basah kuyup. Air terjun ini berawal dari
air yang mengalir dari tebing memanjang dan membentuk tirai, sehingga kita bisa
berpayung ria berjalan di bawahnya. Di ujungnya, kita akan bertemu dengan
sebuah ruangan berbentuk lingkaran berdiameter kira-kira 25 meter.
Berdiri di dalam ruangan alam ini kita akan merasa seolah berada
di dasar sebuah tabung, dimana terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar
200 meter, dengan limpahan air yang jatuh dengan derasnya dari atas dan berubah
menjadi selembut kapas ke kolam berwarna kehijauan. Air yang jatuh di
kolam ini menimbulkan bunyi yang berirama, terkadang bunyi yang ditimbulkannya
lebih keras dikarenakan air yang jatuh lebih deras. Keunikan dan kesejukan air
terjun ini membuat kita betah berlama-lama memandanginya.
Untuk anda penggemar fotografi, lokasi ini bisa menjadi
obyek yang tidak habis-habisnya, mulai dari pintu masuk kedatangan hingga
suasana air terjun yang seolah dalam tabung.
Beberapa orang di Probolinggo baik di hotel maupun di travel agent
yang kami tanyai mengenai air terjun ini mengaku belum pernah berkunjung
kesana. Hal ini mungkin disebabkan karena bentuk air terjun ini yang bila
terjadi longsor atau banjir, maka kita yang berada di dasar tabung tersebut
akan terperangkap. Sehingga berada di 'tabung' ini perasaan kita akan bercampur
aduk antara kagum pada keindahan alam ini dan was-was. Melihat kondisi seperti
ini jika diperkirakan akan terjadi longsor atau banjir, kawasan objek wisata
Madakaripura ini akan ditutup untuk pengunjung.
Sesudah puas main air dan kedinginan, kita bisa menikmati minuman
panas di warung dekat air terjun sebelum berjalan kaki lagi menuju tempat
parkir. Secara umum tempat ini telah dikelola dengan cukup baik, dapat
dicapai lewat jalan aspal yang mulus, jalan setapak yang nyaman, fasilitas umum
seperti kamar mandi, mesjid dan tempat parkir. Namun kurangnya informasi
mengenai tempat ini dan jaminan keamanan yang belum ada mengakibatkan jarang
orang tahu dan mau berkunjung ke kawasan wisata ini. Dengan promosi yang cukup,
pengunjung Bromo akan dapat menambah daftar tujuan wisatanya.
Atas Nama
XI IPA 3
ROBI'ATUL ADAWIYAH
No comments:
Post a Comment